Warren Buffett, Si Bijak dari Omaha

Warren Buffett
Warren Buffett

Warren Edward Buffett (terlahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 30 Agustus 1930) adalah seorang investor, pengusaha, dan filantropi. Dia adalah investor yang paling sukses di dunia. Buffett adalah pemegang saham terbesar dan juga selaku pimpinan di Berkshire Hathaway. Menurut majalah Forbes buffet dinobatkan sebagai orang terkaya ketiga dunia tahun 2015. Tahun 2012, majalah Time memasukan Buffett ke dalam daftar orang-orang paling berpengaruh di dunia. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki dari garis keturunan Prancis.

Buffett dijuluki Penyihir dari Omaha (Wizard of Omaha) atau Peramal dari Omaha (Oracle of Omaha), dan dikenal karena kesetiaannya pada caranya berinvestasi dengan metode value investing. Meskipun memiliki kekayaan yang berlimpah, namun Buffett lebih memilih hidup sederhana dan hemat.

Ayah Buffett adalah seorang pialang saham yang pernah aktif di bidang politik sebagai anggota DPR bernama Howard Horman Buffett. Sementara kakeknya, Ernest Buffett merupakan pengusaha sebuah toko grosir. Maka tak heran jika darah bisnis mengalir deras di tubuh Buffett. Sejak kecil Buffett sudah memperlihatkan kemampuannya untuk menciptakan nilai tambah. Buktinya saat anak-anak seusianya masih senang bermain, Buffett sudah sibuk mencetak uang. Saat berusia 6 tahun, Buffett membeli enam dus Coca Cola dari toko kakeknya dan menjualnya kembali. Dari setiap botol cola yang dijualnya, Buffett memperoleh keuntungan US$ 5 sen.

Ibunya bernama Leila Buffett. Sejak masih kecil Buffett sudah diajarkan ilmu bisnis dan matematika, bahkan matematika kompleks yang dapat dia kuasai dengan cepat. Sejak kecil dia juga suka membaca buku tentang bisnis dan pasar modal.

Waktu berumur 11 tahun misalnya, walau ia seorang loper koran. Namun ia masih sempat memanfaatkan waktu luangnya untuk berkeliling lapangan golf, sekedar mencari bola golf yang hilang, kemudian menjualnya dengan harga murah kepada pemain golf di sekitar lapangan tersebut.

Buffett mulai tertarik pada dunia saham dan investasi sejak masih sekolah. Saat itu dia sering mendatangi kantor pialang saham regional yang letaknya tidak jauh dengan kantor pialang saham milik ayahnya. Saat berumur 10 tahun dia melakukan perjalanan ke NewYork City, dan mengunjungi Bursa Saham di New York. Setahun kemudian saat umur 11 tahun, Buffett mencoba peruntungannya dengan membeli 3 lembar saham sebuah perusahaan jasa Utilitas Cities Service seharga $38,25 per lembarnya, dan membelikan 3 lembar lagi untuk kakaknya Doris Buffett (kelak menjadi pemilik The Sunshine Lady Foundation).

Tak lama kemudian harga saham yang dibelinya anjlok hingga US$ 27 per lembar. Buffett pun menahan sahamnya dan baru menjualnya ketika harganya naik ke level US$ 40. Penjualan itu merupakan salah satu hal yang paling disesalinya. Karena beberapa tahun kemudian, harga saham yang telah dia jual itu naik mencapai harga $200 per lembar. Namun pengalaman tersebut mengajarkan Buffett tentang betapa berharganya sebuah kesabaran. Hal itu membuat Buffet mulai berpikir untuk tidak terburu-buru melepas sahamnya.

Di tahun 1945, pada usia 14 tahun saat masih kelas 2 sma, Buffett dan kawannya membeli sebuah mesin pinball bekas seharga 25 US $, kemudian menaruhnya di salon. Beberapa bulan kemudian usaha mereka berkembang dengan memiliki beberapa mesin pinball pada 3 salon di Omaha. Bisnis itu kemudian dijual Buffett dan temannya kepada seorang veteran perang senilai US$ 1.200, kemudian dibelikan 40 ha tanah pertanian untuk disewakan kepada petani lokal. Dari sini ia sudah menciptakan passive income dari penyewaan lahan.

Tahun 1947, Buffet lulus SMA dari DC's Woodrow Wilson High School, dan Warren Buffet pun mulai memasuki jenjang perguruan tinggi di University of Pennsylvania, kemudian dia pindah ke University of Nebraska. Awalnya dia lebih berminat untuk mengembangkan bisnisnya, namun dengan paksaan dari sang ayah akhirnya dia pun ikut mendaftarkan diri untuk berkuliah, yang kemudian lulus pada usia 19 tahun dengan gelar Sarjana Ekonomi Manajemen.

Saat masa kuliah, dia pernah membaca sebuah buku berjudul The Intelligent Investor  karya Benjamin Graham, yang membuka kesadarannya untuk segera mulai berinvestasi. Kemudian pendidikannya dilanjutkan di Columbia University, setelah sebelumnya ditolak oleh Harvard Business School, dan setelah lulus dia memperoleh gelar Magister Ekonomi pada 1951. Warren Buffett memilih masuk ke Columbia University karena tahu kalau Benjamin Graham mengajar disana.

Buffet mengakhiri masa lajangnya

Buffet menikahi Susie Thompson pada 19 April 1952. Keduanya selalu tampak bersama dan sangat harmonis. Bahkan foto-foto bulan madunya juga banyak tersebar di media.

Setahun setelah pernikahannya, Susie melahirkan buah hatinya yang pertama bernama Susan Alice Buffett. Kebahagiaan keluarga Buffett semakin lengkap dengan kehadiran dua adik laki-laki Susan. Howard Graham Buffett lahir pada 1954 sementara adiknya, Peter Andrew Buffett lahir empat tahun kemudian.

Semua anak dibesarkan secara sederhana

Menurut Buffett, ketiga anaknya besar dalam kondisi keluarga normal tanpa dilengkapi berbagai fasilitas mewah dan megah. Sejak menikah, Buffett hanya memiliki satu rumah yang dibelinya sejak 1958. Bahkan Buffett tak menyediakan pesawat pribadi bagi anaknya yang ingin berlibur.

Semua anak Buffett pergi ke sekolah memakai bus. Tak hanya itu, semua keturunan Buffett belajar di sekolah negeri. Ketiga anaknya menuntut ilmu di sekolah yang sama dengan tempat ibunya mengenyam ilmu. Lingkungan tempat tinggal keluarganya pun terhitung sederhana dan bukan pemukiman kalangan elit.


Baca Juga:
Benjamin Graham, Mentor para Investor
Berikut 6 ciri produk investasi bodong yang harus Anda ketahui

0 Response to "Warren Buffett, Si Bijak dari Omaha"

Post a Comment