3 Miliarder Yang Siap Lengserkan Trump

Donald Trump
Donald Trump

Donald Trump mendapatkan banyak gangguan di jagat politik ketika mencalonkan dirinya sebagai presiden Amerika Serikat (AS) lewat jalur Partai Republik.
Modal miliarder asal New York itu adalah pengalamannya dalam bisnis yang membuatnya eksis di berbagai bidang industri, termasuk di media.

Siapa sangka ternyata sekarang banyak muncul miliarder yang ingin melengserkan Trump dari kursi kepresidenan? Sebut saja misalnya nama pemilik Starbucks Howard Schultz yang siap mencalonkan diri menjadi pesaing Trump lewat jalur independen.
Sontak saja Donald Trump langsung meledek para calon pesaingnya tersebut, dengan berbagai perkataan misalnya "tidak pandai bicara di depan publik" hingga "tidak punya nyali" hal itu terlontar dari jari-jari Trump via akun Twitternya. 

Siapakah para Miliarder yang berani menantang Trump demi duduk di Oval Office tersebut? Berikut daftar nya:

1. Howard Schultz

Howard Schultz
Howard Schultz


Howard Schultz pertama kali memimpin Starbucks di 1987. Selama 40 tahun, ia mengabdikan dirinya hingga mengantarkan Starbucks meraih popularitas secara global hingga memiliki 77 ribu gerai seperti sekarang ini.

Pada bulan Januari 2019, Howard Schultz membuat heboh berbagai media massa karena ia menegaskan bahwa dirinya berencana untuk maju sebagai presiden lewat jalur independen. Schultz menolak untuk ikut Partai Demokrat ataupun Partai Republik, karena sudah tak asing dalam mengkritik dua kubuPartai tersebut.

Modal utama pria dua anak ini adalah prestasi gemilangnya di Starbucks, bukan hanya dalam segi bisnis saja, melainkan juga aspek positif sosial yang didorong Starbucks.

Presiden Trump pun sontak bereaksi dengan mengatakan Schultz sebagai orang yang tidak bernyali dan pintar. Menurut majalah Forbes, kekayaan Howard Schultz saat ini senilai USD 3,4 miliar atau setara Rp 47,4 triliun (kurs USD 1 = Rp 13.965).

2. Michael Bloomberg

Michael Bloomberg
Michael Bloomberg


Nama Bloomberg sebenarnya sudah tidak asing didengar oleh kalangan pebisnis, karena dia adalah pendiri media Bloomberg. Michael Bloomberg merupakan mantan walikota New York yang terpilih selama tiga periode sejak tahun 2001.

Lulusan Universitas Harvard ini adalah seorang bankir yang membangun kariernya di Wall Street, hingga berhasil sukses menjadi seorang miliarder dengan kekayaan sebesar USD 48,5 miliar atau Rp 667,3 triliun. Ia juga amat terkenal akan kedermawanannya,ladang amalnya terutama disalurkan lewat dunia pendidikan dan lingkungan.

Walau belum secara resmi menyatakan maju sebagai calon presiden pesaing Trump, namun Bloomberg sendiri dikabarkan telah menyiapkan dana hingga USD 100 juta atau Rp 1,3 triliun untuk persiapan kampanye presiden, menurut laporan CNBC. 
Walau sama-sama meraih kesuksesan di Big Apple, namun hubungan Trump dan Bloomberg sudah memanas sejak lama.

Karena tinggi badan Bloomberg sekitar 173 cm, hal itu menjadi bahan ejekan Trump yang menjulukinya sebagai "Little" Bloomberg di 2016 lalu, dan mengatakan bahwa bos media itu tidak punya nyali untuk maju mencalonkan diri sebagai presiden.

3. Jamie Dimon

Jamie Dimon
 Jamie Dimon


Jamie Dimon merupakan CEO JPMorgan dan meraih reputasi besar berkat keberhasilannya menyetir bank tersebut terhindar dari dampak buruk krisis keuangan di 2008 lalu. Sebelumnya, lulusan Universitas Harvard ini merupakan bawahan Sandy Weil, bos Citigroup.

Prestasi cemerlang yang diraih Dimon pada saat gabung di Citigroup malah membuat dirinya dipecat karena Weil merasa Dimon berkeinginan menjadi CEO. Sebagai seorang pemimpin bank dengan aset terbesar di AS, nilai kekayaannya mencapai hingga USD 1,3 miliar atau setara Rp 18,1 triliun.

Dimon sendiri pernah meledek Trump karena bisa kaya berkat warisan, sedangkan dirinya berusaha sendiri. Ia pun yakin bisa mengalahkan Donald Trump. Presiden Trump pun membalasnya lewat Twitter dengan menyebutkan bahwa Dimon adalah seorang yang suka gugup. Namun sayang, Dimon masih belum sepenuh hati berniat menjadi presiden.




0 Response to "3 Miliarder Yang Siap Lengserkan Trump"

Post a Comment