Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Emas

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Emas

Emas merupakan logam mulia yang diminati oleh banyak orang untuk berbagai keperluan seperti perhiasan, investasi, cadangan devisa dan lain-lain. Sehingga secara jangka panjang harganya selalu mengalami kenaikan. Dibandingkan mata uang dollar ternyata logam emas lebih disukai masyarakat untuk dijadikan lahan berinvestasi. Ada beberapa alasan kenapa lebih baik memilih emas daripada dolar diantaranya karena harganya yang selalu naik.

Emas sering digunakan sebagai nilai acuan bagi mata uang di dunia. Harga emas tak pernah stabil, harga emas sering berubah terkait dengan perubahan kondisi pasar, kadang naik kadang turun.

Disamping digunakan sebagai sistem keamanan terhadap laju inflasi dan juga untuk keperluan investasi jangka panjang, seperti halnya forex atau saham, emas juga kini dapat ditradingkan dalam waktu yang lebih pendek (non-fisik) dan tersedia di banyak broker sebagai aset komoditas. Seperti aset-aset komoditi pada umumnya, perubahan harga emas pun banyak dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar. Berikut beberapa faktor penyebab perubahan harga emas.

1. Nilai Tukar USD

Bisa dikatakan bahwa faktor yang memiliki peranan besar terhadap pergerakan harga emas adalah perubahan kurs mata uang negara Paman Sam, dollar AS. Nilai tukar USD yang sedang menguat akan cenderung menyebabkan harga emas turun dan sebaliknya jika Dollar yang sedang lemah biasanya harga emas akan cenderung naik. Seperti ketika terjadi sebuah gejolak ekonomi pada saat resesi global, maka USD cenderung melemah, dan hal ini menyebabkan harga emas meningkat baik dalam bentuk fisik maupun perdagangan yang non-fisik.

2. Menurunnya Produksi Emas Dunia

Sebagai akibat dari adanya permintaan pasar dan ketersediaan barang. Sebab, jika permintaan emas meningkat maka akan membuat harga emas pun ikut terseret naik, terlebih lagi jika pasokan emas mulai berkurang. Oleh karena itu besar kecilnya produksi emas sangat mempengaruhi harga emas.

Dengan semakin sulitnya penambangan, produksi emas dunia sebenarnya cenderung terus menurun sejak awal tahun 2000 lalu karena cadangan emas semakin lama semakin berkurang akibatnya penambang harus menggali lagi lebih dalam untuk menemukan cadangan emas baru yang berkualitas, bersamaan dengan itu resiko pekerjaan tambang pun menjadi meningkat yang menyebabkan ongkos produksi semakin mahal sehingga pada akhirnya harga emas dunia pun ikut terdongkrak naik.

3. Permintaan dari Industri 

Sesuai dengan teori permintaan dan penawaran, ketika permintaan dari industri yang menggunakan bahan baku emas meningkat, harga emas juga ikut naik. Sebaliknya seperti yang terjadi pada tahun 2009 ketika permintaan perhiasan emas turun 32% akibat krisis ekonomi global, harga emas pun juga mengalami penurunan.

Emas bukan hanya digunakan untuk investasi, emas juga sering digunakan untuk perhiasan dan industri. Lebih dari setengah permintaan emas digunakan untuk keperluan perhiasan. Umumnya permintaan tersebut banyak berasal dari China, Amerika Serikat, India, dan beberapa negara lainnya dengan permintaan terbanyak. Seperti di India misalnya, emas masih digunakan sebagai mata uang, kekayaan, dan sebuah hadiah penting.

Selain untuk perhiasan, 12% permintaan emas juga digunakan untuk industri elektronik. Misalnya seperti produk computer, perangkat medis, dan lainnya.

4. Besarnya Cadangan Emas Bank-Bank Sentral Dunia

Setiap negara pasti memiliki bank sentralnya sendiri, sebut saja misalnya saja Bank Central Eropa, Bank of Japan, Bank Indonesia ataupun Swiss National Bank. Selain uang kertas, bank-bank sentral tersebut juga memiliki cadangan emas dalam jumlah yang cukup besar. Bahkan World Gold Council melaporkan bahwa akhir-akhir ini bank-bank sentral dunia lebih banyak membeli emas dari pada menjualnya, yang menyebabkan harga emas dunia makin meningkat. Hal ini dilakukan tidak lain untuk berjaga-jaga jika keadaan ekonomi di negara tersebut melemah akibat krisis. Adapun Bank-bank sentral dunia yang memperbanyak cadangan emasnya diantaranya The Fed (US), Bundesbank (Jerman) dan European Central Bank (ECB).