Jason Tedjasukmana, Head of Communications Google Indonesia. |
Dunia internet saat ini tidak lepas dari situs Google, hampir semua orang yang berurusan dengan internet biasanya berhubungan dengan situs ini, entah itu untuk keperluan hanya sekedar mencari informasi , kesehatan, kuliner bahkan untuk keperluan bisnis.
Google pernah menyampaikan mengenai kerugian yang bisa dihadapi seorang pebisnis jika usaha mereka tidak muncul di Google. Selain kurang dikenal publik. Kredibilitas bisnis pun bisa diragukan yang membuat calon konsumen merasa ragu untuk membeli barang atau jasa.
Hal ini terutama berpengaruh pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memberi peranan besar terhadap perekonomian Indonesia. "Bidang ini menyerap tenaga kerja hampir 97 persen," ungkap Jason Tedjasukmana.
Jason menjelaskan, visibilitas UKM di Google menjadi hal yang penting karena menurut penelitian yang dilakukan Google, 82 persen orang mencari informasi mengenai bisnis mereka lewat Google.
Oleh karena itu untuk membantu para pebisnis kecil dan menengah Google pun menawarkan layanan gratis berupa layanan Google My Business (GMB) atau Google Bisnisku. Berangkat dari sana, nama bisnis yang sudah didaftar bisa tampil di pencarian Google dan Google Maps. Pemilik pun bisa melengkapi profilnya, menambahkan foto, bahkan berinteraksi lewat review.
"Jadi kalau anda mencari (nama bisnis) di search bar, business nearby, itu seringkali muncul. Itu salah satu pencarian Google yang paling sering digunakan," ucap Jason. "Jadi ini cukup powerful."
Para pebisnis disarankan untuk meningkatkan tampilannya di Google. Karena, penelitian yang sudah dilakukan Google melaporkan bahwa bisnis yang secara online informasinya mendetail dan lebih lengkap akan dua kali lebih dipercaya oleh para calon konsumen.
"Informasi bisnis yang lebih lengkap di online dapat meningkatkan minat konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan sebanyak 29 persen, jadi kembali lagi ke kredibilitas, informasi yang lengkap dan aktual sangatlah penting, hal ini akan memberikan kepercayaan pada konsumen bahwa ini adalah bisnis yang serius," jelas Jason.
Sejak 2015 lalu, Google telah melatih sebanyak 1 juta UKM, dan rencananya Google ingin menggandakan jumlah tersebut sebelum tahun 2020. Google juga secara rutin aktif berkeliling Indonesia untuk mencari UKM yang berpotensi. Jason juga yakin bahwa melalui jalur teknologi dapat menjadi titik temu antara pebisnis dan konsumen, dan ia berharap lewat layanan gratis Google ini akan makin banyak pebisnis yang melek dengan teknologi.
Jason juga membeberkan beberapa contoh UKM di beberapa kota yang makin eksis berkat program gratis Google Bisnisku. Yaitu Zangrandi, toko es krim di Surabaya, yang telah berdiri sejak era 1930-an. Bisnis itu tetap dikenal oleh kaum anak-anak muda. Salah satunya karena foto-fotonya yang sering muncul di Google Bisnisku.
"Banyak milenial sekarang ingin berfoto-foto di tempat terkenal seperti Zangrandi," jelas Jason. Penghasilan Zangrandi pun meningkat 10-15 persen dan para anak-anak muda yang menemukan foto keren tersebut menjadi penasaran untuk mendatangi tempat itu.
Ada pula bisnis Klinik Kopi yang bertempat di lokasi yang sulit ditemukan. Google Bisnisku dapat memberikan kemudahan akses bagi para konsumen dengan menampilkan lokasi tempat usaha Klinik Kopi melalui Google Maps.
Jason menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian bagi fitur Google Bisnis ini karena jumlah UKM nya yang mencapai angka 50 juta-an. Google pun mendorong para pebisnis kecil dan menengah agar tidak segan untuk menggunakan teknologi agar dapat menunjang usaha mereka.
0 Response to "Beberapa Kerugian Jika Bisnis Kamu Tidak Tampil di Google"
Post a Comment