Venezuela |
Namun pada tahun ini, keadaan Venezuela semakin parah sudah berada diambang kehancurannya karena tekanan inflasi yang sangat tinggi dan semua rakyatnya kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Mata uang Venezuela, Bolivar nyaris tak bernilai dan merupakan salah satu mata uang dengan nilai tukar terendah di dunia. Padahal dulu negara ini terkenal sangat kaya raya.
1. Akar dari Krisis Ekonomi Parah di Venezuela
Venezuela kaya akan minyak mentah, memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Namun kekayaan ini lah yang menjadi pemicu dari kehancuran ekonomi Venezuela.95% pemasukan Venezuela berasal dari ekspor minyak. Artinya kondisi keuangan negara ini sangat bergantung pada kondisi harga minyak dunia. Saat harga minyak dunia sedang tinggi, pemasukan negara sangat besar dan begitu pula sebaliknya.
Rakyat Venezuela juga mengalami kesenjangan sosial yang sangat tinggi dengan orang-orang kaya sebagai pemilik bisnis di negara itu. Mengakibatkan warga miskin semakin miskin.
Sejak terpilihnya Hugo Chavez yang berkuasa di tahun 1999 dari kelompok sosialis, Chavez menerapkan kebijakan untuk menyetarakan ekonomi rakyat dan mengurangi jurang kemiskinan. Sebagian besar keuntungan negara dari penjualan minyak tersebut dialokasikan untuk membiayai sejumlah program sosial gratis bagi rakyatnya, termasuk subsidi dan usaha-usaha mengentaskan kemiskinan dengan murah hati.
2. Inflasi di Venezuela yang Tidak Terkendali
Kebangkrutan yang melanda Venezuela seakan tak pernah berakhir, bahkan diprediksi keadaannya semakin memburuk. Diawal tahun 2018 saja, harga-harga barang naik hingga 494%. Data ini dirilis oleh Majelis Nasional, yang merupakan oposisi pemerintahan Nicolas Maduro.Menurut Majelis Nasional, tingkat inflasi tahunan Venezuela saat ini merupakan yang tertinggi di dunia dan dalam waktu dekat sepertinya tidak akan berubah . Inflasi tahunan selama 12 bulan terakhir, mencapai 8.900%. Bahkan Bank sentral Venezuela pun selama lebih dari dua tahun sudah tidak mempublikasikan lagi data inflasinya.
Saat mencari solusi Maduro mengambil keputusan salah. Bukannya dengan menambah komoditas produk ekspor, namun dia malah mencetak uang sebanyak mungkin. Peningkatan yang tidak diiringi peningkatan pasokan barang dan jasa, adalah penyebab inflasi.
Nilai tukar bolivar melorot tajam. Inflasi yang tak terkendali membuat harga barang naik hingga 1000%. Venezuela semakin tertekan dalam krisis besar, dengan jutaan rakyat menderita kekurangan pangan, hiperinflasi dan nilai mata uang yang kian melemah signifikan setiap hari.
Benar-benar kacau keadaan Venezuela bahkan rumah sakit milik pemerintah pun sudah tak lagi mampu menyediakan obat-obatan.
3. Venezuela, Negeri Kaya Minyak yang Kini Bangkrut
Di Amerika Latin, Venezuela pernah menjadi negara terkaya. Inilah sebenarnya pemicu awal mula semua kekacauan terjadi. Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia yang dulu layaknya semburan uang yang tak pernah habis.Sekarang pemerintah kehabisan uang, harga barang melonjak, dan tidak ada yang tahu apakah akan menjadi lebih buruk lagi? pada era tahun 90-an Venezuela merupakan pusat kekuatan Amerika Selatan. Sayangnya ketidaksetaraan tumbuh ekstrim.
Saking parahnya tingkat inflasi yang meroket, dengan menggunakan mata uang setempat, tisu saja dijual dengan harga 2,6 juta sedangkan daging ayam 14,6 juta. Pada tahun 2010, 1 USD bernilai sekitar delapan bolivar. Namun hari ini nilainya lebih dari 8.000 bolivar. Akibatnya harga barang bisa naik dengan fantastis hingga 2.000% tahun depan.
Perbandingan uang Venezuela untuk membeli barang kebutuhan |
4. Hindari Krisis Warga Berbondong-Bondong Kabur Ke Peru
Seperti efek domino,warga kaya lebih memilih meninggalkan kampung halamannya. Sejumlah warga berbondong-bondong menuju negara tetangga Peru sebelum Sabtu, 25 Agustus, saat pemberlakuan aturan baru yang mengharuskan mereka memiliki paspor untuk melintasi perbatasan. Warga Venezuela yang sengaja kabur mengaku berupaya untuk menghindari krisis ekonomi.Sementara pihak PBB mendesak Peru dan Ekuador untuk "tetap membolehkan mereka yang memerlukan perlindungan internasional untuk mendapat akses keamanan dan mencari suaka".
5. RI Harus Belajar dari Venezuela
Seorang pejabat Indonesia, Komaidi Notonegoro menilai, krisis yang terjadi di Venezuela memang tak bisa dihindarkan. Karena pemasukan negara itu sangat bergantung sekali pada ekspor minyaknya, dan ketika harga minyak dunia jatuh, hal itu membuat Venezuela sengsara.Namun, dia yakin, apa yang dialami Venezuela tidak akan terjadi di Indonesia. Sebab Indonesia tidak hanya bergantung pada komoditas minyak saja, melainkan ditopang sektor lain.
Baca Juga:
4 Aplikasi Android Untuk Keperluan Trading
6 Mata Uang Dengan Nilai Tukar Termurah
0 Response to "Krisis Moneter Venezuela, Negeri Kaya Minyak yang Kini Bangkrut"
Post a Comment