Diduga 5 Hal ini Penyebab Bitcoin terus Melemah


Diduga 5 Hal ini Penyebab Bitcoin terus Melemah

Bitcoin kembali mendapatkan pukulan telak, harga bitcoin berangsur turun, nilai mata uang digital tersebut jatuh dibawah USD 4.000 atau sekitar Rp 58 juta (kurs 14.500 per dolar AS). Padahal diakhir 2017 lalu nilai bitcoin sempat menyentuh level USD 19.000 atau sekitar Rp 275,5 juta.

Mengutip Business Insider (25/11/2018), Bitcoin sekarang berada pada titik terendahnya dalam kurun waktu lebih dari setahun dengan penurunan sebesar 80 persen dari level tertingginya. Penurunan harga Bitcoin ini berimbas pada pelemahan mata uang digital lainnya bahkan harga Bitcoin sempat menyentuh angka USD 3.700.

Setidaknya ada lima penyebab utama mengapa Bitcoin dan mata uang digital lainnya terus mengalami penurunan.

1. Infrastruktur yang Tidak Teregulasi

Sebagian besar dari perdagangan mata uang digital ini terjadi diluar kawasan Amerika Serikai dimana pertukaran semacam ini sangat sedikit mendapatkan pengawasan dari badan regulasi AS yang sangat terkenal ketat.

Bloomberg melaporkan bahwa Menteri Kehakiman AS melakukan investigasi kriminal tentang manipulasi dengan mempergunakan salah satu mata uang kripto Tether, Tether disebut-sebut telah membuat keresahan dikalangan investor. Peneliti Universitas Texas juga mempublikasikan hasil temuannya bahwa Tether dipergunakan sebagai pompa untuk memanipulasi harga Bitcoin dan mata uang digital lainnya.

Para pedagang kripto juga banyak yang meragukan keberadaan OKEx, yaitu sebuah lembaga penukaran mata uang digital yang bermarkas di Hongkong, lembaga ini kerap mengganti aturan tanpa memberitahu para pedagang terlebih dahulu. Sehingga banyak pedagang yang dirugikan karena ulah lembaga OKEx tersebut.

2. Tindakan Regulator

Salah satu faktor yang mendongkrak nilai Bitcoin dkk adalah adanya kegiatan Initial Coin Offering atau penawaran perdana koin, serupa dengan IPO yang dilakukan banyak perusahaan untuk mendapatkan pendanaan. ICO juga memungkinkan startup mendapatkan pendanaan namun tanpa melibatkan regulator. Hal ini menjadi perhatian Komisi Sekuritas dan Bursa dimana mereka menilai bahwa ICO rentan melanggar aturan sekuritas.

Komisi tersebut saat ini memberikan sanksi kepada perusahaan yang melanggar aturan sekuritas dengan penawaran mereka, Komisi Sekuritas dan Bursa telah memberikan sanksi kepada dua buah perusahaan yang melakukan ICO. Mereka diminta untuk mengembalikan dana investor sementara kasus ini masih diproses untuk kedepannya.

3. Diatur oleh Komunitas, bukan Pemerintah

Karena lepas dari kontrol pemerintah, mata uang digital diatur oleh komunitas pengembang dan hal itu lebih rentan melemah.

Dilihat dari sejarahnya , salah satu mata uang digital terbesar dan pertama yaitu Bitcoin diciptakan pada January 2009. Selama bertahun-tahun komunitas ini bekerjasama meningkatkan peranti lunaknya, yang pada akhirnya kerjasama itu pun memudar. Setelah melalui perdebatan panjang dan alot, sehingga muncul lah sebuah kelompok yang merilis versi baru dari software Bitcoin, kriptokurensi yang satu ini memilki aturan berbeda dengan versi sebelumnya, disebut-sebut lebih tahan yang kemudian diberi nama Bitcoin Cash.

Disinyalir dari kelompok penggagas Bitcoin Cash ini pun silang pendapat kembali terjadi sehingga pecah menjadi dua kubu sehingga Bitcoin Cash pun ikut pecah menjadi dua yakni Bitcoin ABC dan Bitcoin SV. Dalam dunia software satu induk paket software yang terpecah menjadi kepingan yang berbeda disebut fork, namun Bitcoin yang asli tidak bisa digantikan dengan fork yang baru. Walau demikian hal seperti itu dapat menimbulkan chaos dalam pasar kripto.

4. Solusi yang Tidak Jelas

Para pengembang Bitcoin memiliki tujuan agar Bitcoin dapat mempermudah transaksi pembayaran secara instan antar negara tanpa harus pusing memikirkan perbedaan nilai tukar mata uang dari negara-negara yang bersangkutan.

Salah satu mata uang digital lainnya yang memiliki nilai cukup besar adalah Ethereum, hingga saat ini Ethereum masih mencoba menciptakan super komputer secara global. Ribuan token yang lain juga diciptakan untuk tujuan yang besar.

Namun sejauh ini token-token tersebut banyak digunakan untuk transaksi perdagangan spekulatif semata, mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum dan yang lainnya masih tertatih-tatih untuk digunakan sebagai alat transaksi didunia nyata karena masalah teknis.

5. Campur Tangan Pemerintah

Selama ini pemerntah dibanyak negara sepertinya anti terhadap kriptokurensi ini, namun menurut Christine Lagarde, Managing Director and Chairwoman lembaga keuangan IMF, mengatakan bahwa sebenarnya mata uang digital bisa meningkatkan jaringan transaksi pembayaran, pemerintah bisa saja ikut mengatur mata uang digital ini dengan lebih efektif  dan menghapus kurangnya kepercayaan yang justru membelenggu kriptokurensi itu sendiri.


Baca Juga:
Inilah Sederet Keuntungan Sistem Pembayaran Elektronik
5 Mata Uang Dengan Nilai Tukar Termahal

0 Response to "Diduga 5 Hal ini Penyebab Bitcoin terus Melemah"

Post a Comment